Jumat, 11 Desember 2009

Pengaruh Media Internet ( Perkembangan Teknologi Komunikasi)

Pengaruh Media Internet

Terhadap Perilaku Pelajar SMU di Yogyakarta
Perkembangan Teknologi Komunikasi


Internet, mungkin kata ini sudah tidah tidak asing lagi dalam kehidupan kita. Internet merupakan kumpulan dari berbagai jaringan komputer yang mencakup seluruh dunia. Diawal tahun kelahirannya, internet hanya dipakai dibeberapa laboratorium dan universitas. Namun, ketika jaringan komputer sudah mempopuler, pemakaiannya menyebar ke dunia bisnis. Dengan bergabungnya pemakai komputer dirumah-rumah, susunan demografi pemakai secara bertahap pun menjadi bergeser dari pecinta komputer yang muda-muda ke masyarakat umum.

Pada dasarnya internet hanyalah mengirimkan data dari komputer yang satu ke komputer yang lainnya. Namun dengan teknologi tertentu semua bentuk informasi dapat di ubah menjadi data yang dapat dikirim lewat internet. Internet selain dapat mengirim data dalam bentuk teks, juga melayani aplikasi pengiriman suara (audio), video, dan teleconference (pembicaraan jarak jauh). Sehingga media ini biasa digunakan sebagai sarana berkomunikasi dengan orang lain.

Media internet memiliki sifat-sifat sebagai berikut. Pertama, tidak ada sensor. Perlu diketahui sampai saat ini belum ada lembaga atau badan yang berwenang untuk mensensor pesan-pesan pada media internet. Berbeda pada media massa film yang mempunyai Lembaga Sensor Film (LSF), atau pada media cetak (pers) yang mempunyai editing ataupun kode etik jurnalistik. Hal ini menunjukkan bahwa, pesan-pesan pada media internet tidak ada sensor.

Kedua, nara sumber/penyampai pesan tidak mudah dilacak. Pesan pada media internet berupa teks atau gambar. Bisa saja lembaran teks tersebut tidak diikut sertakan identitas penyampai pesan, sehingga penerima pesan tidak mengetahui dari siapa dan dan dari mana pesan tersebut. Ketiga, cepat dan efisien. Cepat dalam arti begitu pesan selesai diketik pesan langsung bisa diterima oleh pemakai lain yang berada di benua lain. Efisien berarti hemat tenaga, waktu dan biaya.


Keempat, tidak terbatas oleh ruang, jarak dan waktu. Pengguna media internet bisa berkomunikasi kapan saja dan dengan siapa saja saja. Bagi yang sudah mmpunyai jaringan internet sendiri, tinggal membuka menu pada layer monitor. Bagi yang belum mempunyai jaringan internet, disediakan layanan jasa internet di warnet dengan team pemandunya.


Ada beberapa hal yang menyebabkan orang memilih media internet sebagai media komunikasi. Diantaranya, karena sifat-sifat yang dimiliki media internet itu sendiri. Orang memilih media internet karena pesannya tidak disensor agar tidak mudah dilacak dan informasi yang keluar bersifat penuh tanpa ada pengurangan pada bagian-bagian tertentu, supaya lebih cepat dan efisien, dan jangkauannya sangat luas.

Dr. Vinton Cerf, merupakan salah satu anggota tim yang mengembangkan protocol transfer data internet, memprediksi bahwa pada tahun 1998 populasi pemakainya (pelanggan) lebih dari 100 juta orang. Hal ini telah dibuktikan di wilayah Yogyakarta sendiri bahwa populasi pengguna internet kian hari kian marak. Bahkan pemakainya tidak berasal dari masyarakat bisnis saja tetapi telah merambah ke masyarakat umum yang salah satunya adalah kaum pelajar. Jaringan penyedia layanan internet (Internet Service Provider=ISP) mulai bermunculan. Masing-masing ISP tersebut menawarkan layanan untuk merebut calon pelanggannya. Bergabungnya para pemakai komputer di warung-warung internet semakin menambah jumlah pelanggan internet.

Dengan menggunakan internet, para pelanggan internet dapat bertukar pesan dengan siapa saja sampai ke penjuru dunia, tanpa memandang suku, ras, agama, pendidikan, maupun jabatan. Berbagai jenis informasi tersedia di internet. Informasi tentang ilmu pengetahuan, berita criminal, cuaca, keuangan dan kesenian, bahkan soal seks tersedia di internet. Bentuk informasi dari internet umumnya sangat bersifat terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran kaum orang tua tentang pengaruh buruk media internet. Secara tidak langsung pelajar SMU yang membuka internet melakukan proses penyerapan informasi yang nantinya akan tampak dari perilakunya. Jika pelajar tersebut menyerap informasi yang bersifat merugikan seperti seks bebas yang ditampilkan dalam media internet, maka semakin lama perilaku pelajar itu seolah-olah meniru apa yang ditampilkan dari internet. Dan ini akan membentuk perilaku yang buruk dalam masyarakat karena selain akan merugikan dirinya sendiri juga telah merugikan orang lain.

Dari uraian tersebut diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa media internet selain bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan mempermudah komunikasi, juga mempunyai sifat yang merugikan. Dalam hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan yang salah yang dilakukan kaum pelajar SMU dimana internet yang semula untuk mencari informasi yang bersifat pengetahuan, malah digunakan untuk mencari informasi yang seharusnya tidak boleh dibuka. Seperti contoh penayangan seks bebas di internet. Hal ini justru akan merugikan pelajar SMU itu sendiri. Karena dengan berjalannya waktu proses penyerapan itu justru akan tampak dari perilakunya yang menyimpang. Oleh karena itu, pengawasan penggunaan internet bagi kaum pelajar khususnya pelajar SMU harus giat dilaksanakan. Selain oleh guru di sekolah, orang tua juga harus berperan sehingga perilaku menyimpang yang nantinya merugikan masa depan dapat terhindar.




Pengaruh Media Internet

Terhadap Perilaku Pelajar SMU di Yogyakarta

Perkembangan Teknologi Komunikasi

Internet, mungkin kata ini sudah tidah tidak asing lagi dalam kehidupan kita. Internet merupakan kumpulan dari berbagai jaringan komputer yang mencakup seluruh dunia. Diawal tahun kelahirannya, internet hanya dipakai dibeberapa laboratorium dan universitas. Namun, ketika jaringan komputer sudah mempopuler, pemakaiannya menyebar ke dunia bisnis. Dengan bergabungnya pemakai komputer dirumah-rumah, susunan demografi pemakai secara bertahap pun menjadi bergeser dari pecinta komputer yang muda-muda ke masyarakat umum.

Pada dasarnya internet hanyalah mengirimkan data dari komputer yang satu ke komputer yang lainnya. Namun dengan teknologi tertentu semua bentuk informasi dapat di ubah menjadi data yang dapat dikirim lewat internet. Internet selain dapat mengirim data dalam bentuk teks, juga melayani aplikasi pengiriman suara (audio), video, dan teleconference (pembicaraan jarak jauh). Sehingga media ini biasa digunakan sebagai sarana berkomunikasi dengan orang lain.

Media internet memiliki sifat-sifat sebagai berikut. Pertama, tidak ada sensor. Perlu diketahui sampai saat ini belum ada lembaga atau badan yang berwenang untuk mensensor pesan-pesan pada media internet. Berbeda pada media massa film yang mempunyai Lembaga Sensor Film (LSF), atau pada media cetak (pers) yang mempunyai editing ataupun kode etik jurnalistik. Hal ini menunjukkan bahwa, pesan-pesan pada media internet tidak ada sensor.

Kedua, nara sumber/penyampai pesan tidak mudah dilacak. Pesan pada media internet berupa teks atau gambar. Bisa saja lembaran teks tersebut tidak diikut sertakan identitas penyampai pesan, sehingga penerima pesan tidak mengetahui dari siapa dan dan dari mana pesan tersebut. Ketiga, cepat dan efisien. Cepat dalam arti begitu pesan selesai diketik pesan langsung bisa diterima oleh pemakai lain yang berada di benua lain. Efisien berarti hemat tenaga, waktu dan biaya.


Keempat, tidak terbatas oleh ruang, jarak dan waktu. Pengguna media internet bisa berkomunikasi kapan saja dan dengan siapa saja saja. Bagi yang sudah mmpunyai jaringan internet sendiri, tinggal membuka menu pada layer monitor. Bagi yang belum mempunyai jaringan internet, disediakan layanan jasa internet di warnet dengan team pemandunya.


Ada beberapa hal yang menyebabkan orang memilih media internet sebagai media komunikasi. Diantaranya, karena sifat-sifat yang dimiliki media internet itu sendiri. Orang memilih media internet karena pesannya tidak disensor agar tidak mudah dilacak dan informasi yang keluar bersifat penuh tanpa ada pengurangan pada bagian-bagian tertentu, supaya lebih cepat dan efisien, dan jangkauannya sangat luas.

Dr. Vinton Cerf, merupakan salah satu anggota tim yang mengembangkan protocol transfer data internet, memprediksi bahwa pada tahun 1998 populasi pemakainya (pelanggan) lebih dari 100 juta orang. Hal ini telah dibuktikan di wilayah Yogyakarta sendiri bahwa populasi pengguna internet kian hari kian marak. Bahkan pemakainya tidak berasal dari masyarakat bisnis saja tetapi telah merambah ke masyarakat umum yang salah satunya adalah kaum pelajar. Jaringan penyedia layanan internet (Internet Service Provider=ISP) mulai bermunculan. Masing-masing ISP tersebut menawarkan layanan untuk merebut calon pelanggannya. Bergabungnya para pemakai komputer di warung-warung internet semakin menambah jumlah pelanggan internet.

Dengan menggunakan internet, para pelanggan internet dapat bertukar pesan dengan siapa saja sampai ke penjuru dunia, tanpa memandang suku, ras, agama, pendidikan, maupun jabatan. Berbagai jenis informasi tersedia di internet. Informasi tentang ilmu pengetahuan, berita criminal, cuaca, keuangan dan kesenian, bahkan soal seks tersedia di internet. Bentuk informasi dari internet umumnya sangat bersifat terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran kaum orang tua tentang pengaruh buruk media internet. Secara tidak langsung pelajar SMU yang membuka internet melakukan proses penyerapan informasi yang nantinya akan tampak dari perilakunya. Jika pelajar tersebut menyerap informasi yang bersifat merugikan seperti seks bebas yang ditampilkan dalam media internet, maka semakin lama perilaku pelajar itu seolah-olah meniru apa yang ditampilkan dari internet. Dan ini akan membentuk perilaku yang buruk dalam masyarakat karena selain akan merugikan dirinya sendiri juga telah merugikan orang lain.

Dari uraian tersebut diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa media internet selain bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan mempermudah komunikasi, juga mempunyai sifat yang merugikan. Dalam hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan yang salah yang dilakukan kaum pelajar SMU dimana internet yang semula untuk mencari informasi yang bersifat pengetahuan, malah digunakan untuk mencari informasi yang seharusnya tidak boleh dibuka. Seperti contoh penayangan seks bebas di internet. Hal ini justru akan merugikan pelajar SMU itu sendiri. Karena dengan berjalannya waktu proses penyerapan itu justru akan tampak dari perilakunya yang menyimpang. Oleh karena itu, pengawasan penggunaan internet bagi kaum pelajar khususnya pelajar SMU harus giat dilaksanakan. Selain oleh guru di sekolah, orang tua juga harus berperan sehingga perilaku menyimpang yang nantinya merugikan masa depan dapat terhindar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar